Hai..
Entah sudah kemana saja aku selama ini hingga melupakan teman yang satu ini.
Teman yang dulu menemani.
Gomen kedasai, aku baru inget kalo ternyata aku juga punya blog ini.
Dilihat dari postingan terakhirku itu sudah lama sekali, wow 3 tahun yang lalu. Siapa sangka dalam kurun waktu yang tidak sebentar tersebut telah terjadi banyak hal.
Mungkin tidak dapat aku ceritakan satu per satu.
Yang jelas, sekarang aku masih dalam kondisi sehat walafial *alhamdulillah.
teman-temanku banyak disana sini,
dan kabar yang heboh adalah sekitar 2 minggu yang lalu orang tuaku telah diwisuda dari lembaga pendidikannya dengan gelar S1. Akunya belum, semoga aku juga bisa segera menyusul mereka.
Ada 1 lagi impianku yang belum berani aku ceritakan kepada siapapun. karena aku sendiri masih ragu-ragu. Tapi semoga Allah senantiasa memberi jalan dan memantapkan niatku.
Setelah lulus S1 nanti aku ingin melanjutkan menempu pendidikan di luar negeri. tapi masih belum tau jalannya. Jadi aku berharap Allah akan memudahkan jalan menuju impianku. Amiin
Sampai disini dulu ya agaknya mata sudah mulai lelah.
Besok aku harus menjalani ujian sidang Kerja praktek, doakan lancar ya..
Sunter, 12 oktober 2016
AMs
Beautiful Sunset
Mencari senja untuk bertemu pagi di langit
Selasa, 11 Oktober 2016
Senin, 04 Maret 2013
Pada Maret
Hai Maret
Rupanya kau sudah datang,,,
Rasanya baru kemaren aku melepasmu
Dan sekarang kau telah datang lagi,,
Maret
Kau selalu berbeda
Berbeda dengan kesebelas saudaramu
Karena kau istimewa, terlampau istimewa
Setidaknya untukku
20 tahun yang lalu
dihari ketiga kau datang
Terlahirlah anak manusia yang akan selalu menanti kedatanganmu
Kini ia telah beranjak dewasa
Maret
Tidakkah terlalu cepat kau datang tahun ini?
Sudah tak sabarkah menunggu giliran?
Ataukah aku yang mencoba menghindar?
19 kali Maret telah berlalu,
19 kali maret yang selalu dinanti
Kenapakah Maret ke-20 terasa berbeda?
Adakah kau berubah?
Ataukah aku yang tak peka?
Maret
Bawalah aku dalam perjalanan 20 yang berarti
Jangan biarkan penyesalan pada maret yg akan datang
Rupanya kau sudah datang,,,
Rasanya baru kemaren aku melepasmu
Dan sekarang kau telah datang lagi,,
Maret
Kau selalu berbeda
Berbeda dengan kesebelas saudaramu
Karena kau istimewa, terlampau istimewa
Setidaknya untukku
20 tahun yang lalu
dihari ketiga kau datang
Terlahirlah anak manusia yang akan selalu menanti kedatanganmu
Kini ia telah beranjak dewasa
Maret
Tidakkah terlalu cepat kau datang tahun ini?
Sudah tak sabarkah menunggu giliran?
Ataukah aku yang mencoba menghindar?
19 kali Maret telah berlalu,
19 kali maret yang selalu dinanti
Kenapakah Maret ke-20 terasa berbeda?
Adakah kau berubah?
Ataukah aku yang tak peka?
Maret
Bawalah aku dalam perjalanan 20 yang berarti
Jangan biarkan penyesalan pada maret yg akan datang
Jakarta, 4-3-2013
AMs
Selasa, 19 Februari 2013
Sabtu, 05 Januari 2013
Orang - Orang Luar Biasa
Seperti kegiatan yang saya lakukan setiap hari sabtu dan minggu sejak semester 1 tahun lalu, semuanya berjalan monoton. Namun ada yang berbeda di semester 2 ini. Yaitu peserta kuliahnya tidak hanya teman-teman ku yang udah bareng sejak semester 1 dulu, namun bertambah untuk beberapa mata kuliah tertentu. Awal memasuki semester 2 aku kurang tertarik dengan peserta kuliah lain yang notabennya adalah mahasiswa dari semester di atasku.
Namun stelah berjalannya waktu aku mulai sadar bahwa aku perlu berbagi ilmu dengan mereka. Bukan aku yang membagi ilmu, lebih tepatnya aku meminta ilmu pada mereka.
Aku bertemu dengan mahasiswa semester 8 yang mengikuti mata kuliah Mekanika Rekayasa 2. Orangnya hangat dan dia juga ga pelit ilmu ternyata. Dulu aku sering tidak mau peduli karena aku cewek sendiri di kelas, jadi aku terkesan diam. Lalu aku memutuskan untuk terbuka seperti yang lain, aku mulai ngobrol dan tanya ini itu kepadanya. Ternyata orangnya enak diajak ngomong. Dewasa pastinya karena ia sudah beristri dan punya anak.
Pernah suatu ketika aku benar-benar sedang dihinggapi penyakit malas ikut mata kuliah Mekanika Rekayasa 2 ini karena aku rasa sulit dimengerti dikarenakan dosennya agak kurang jelas kalo nerangin materi. Lalu aku bertemu Mas Zait begitu biasanya dia dipanggil. Dia menasehatiku ke kiri ke kanan bahwa malas itu tidak untuk di bela, tapii di lawan.
Namun dasar setan punya lebih banyak andil disini, aku belum terlalu memikirkan nasehatnya.
Lalu ada lagi mahasiswa lanjutan D3 di mata kuliah Mekanika Tanah dan Ilmu Ukur Tanah. Aku biasa memanggilnya Pak Aktris, atau agar lebih singkat teman-temanku memanggilnya Pak Tris.
Si Bapak ini lebih cerewet dari Mas Zait, dia selalu tanya ini itu kepada dosen, sehingga yang ada di benakku saat sedang kuliah bareng adalah betapa sudah berpengalamannya si bapak ini.
Kemaren aku masuk kelas Ilmu Ukur Tanah lebih dulu dan Pak aktris sudah menunggu di kelas. Aku coba tanya ini itu pada beliau dan ternyata beliau sudah bergelar S1 Teknik Mesin, dan S2 Ekonomi di Universitas Indonesia. D3 Teknik Sipil beliau pun beliau rampungkan di UI. Lalu aku bertanya kenapa S1nya dilanjut disini, bukan di UI. Beliau menjawab kalo anaknya kuliah di UI, jadi beliau mengalah untuk merampungkan gelar S1 Teknik sipilnya disini.
Selain cerita tentang dirinya beliau juga menyampaikan nasehatnya " Semalas-malasnya kamu jangan pernah tinggalkan kuliahmu. Aku tau ini berat pastinya. Tapi itu yang akan menjadi nilaimu di masyarakat"
Setelah nasehat itu obrolan dilanjut ngalor-ngidul sambil menunggu pak dosen yang tak kunjung datang. Obrolan berakhir saat dose datang. Namun pikiranku malah lari entah kemana memikirkan nasehat Pak Aktris tadi. Luar biasa sungguh beliau ini. Umurnya sudah tidak muda lagi, namun beliau masih semangat menuntut ilmu. Bahkan beliau bercerita kalau beliau manantang anaknya untuk lulus kuliah lebih dulu daripada beliau. Ini sungguh motivasi dari orang tua yang luar biasa.
Gelarnya yang bertumpuk tak pernah memutuskan semangatnya untuk selalu menuntut ilmu. Luar biasa Pak Aktris.
Baru kemaren kisah inspiratif pakmaktris, hari ini aku bertemu dengan seorang mahasiswa juga. Dia tidak mengikuti mata kuliahku, namun aku pernah bertemu dia sebelumnya. Dia kenal dengan Pak Aktris dan Mas Zait juga. Hari ini aku bertemu dia karena dia ada perlu dengan Pak Aktris. Lalu dia nanya kalo ujian susulan syaratnya apa aja. Aku jawab saja pake keterangan kantor. " kalo mau sakit juga pake surat ijin dokter biasa kok pak" kataku. Lalu Pak Aktris ngomong " Kalo dia sampe sakit mah diketawain dosen-dosennya lif ". Aku langsung mikir seketika. Ternyata si bapak yang penampilannya cool dan rapih itu adalah dokter. Aku sempat bertanya - tanya, kalo udah Dokter ngapain ngambil Teknik Sipil????.
Lalu sekarang aku sadar, ilmu itu tiada batasnya. entah itu tempat, waktu, profesi, dan lain sebagainya. Yang terpenting adalah niatan kita. Apakah kita benar-benar niat menuntut ilmu atau sekedar main-main saja.
Terima kasih Allah telah mempertemukan aku dengan orang-orang yang luar biasa. Ridhoi aku untuk menjadi seperti mereka yang tak pernah lelah mencari ilmu. Amiin
Namun stelah berjalannya waktu aku mulai sadar bahwa aku perlu berbagi ilmu dengan mereka. Bukan aku yang membagi ilmu, lebih tepatnya aku meminta ilmu pada mereka.
Aku bertemu dengan mahasiswa semester 8 yang mengikuti mata kuliah Mekanika Rekayasa 2. Orangnya hangat dan dia juga ga pelit ilmu ternyata. Dulu aku sering tidak mau peduli karena aku cewek sendiri di kelas, jadi aku terkesan diam. Lalu aku memutuskan untuk terbuka seperti yang lain, aku mulai ngobrol dan tanya ini itu kepadanya. Ternyata orangnya enak diajak ngomong. Dewasa pastinya karena ia sudah beristri dan punya anak.
Pernah suatu ketika aku benar-benar sedang dihinggapi penyakit malas ikut mata kuliah Mekanika Rekayasa 2 ini karena aku rasa sulit dimengerti dikarenakan dosennya agak kurang jelas kalo nerangin materi. Lalu aku bertemu Mas Zait begitu biasanya dia dipanggil. Dia menasehatiku ke kiri ke kanan bahwa malas itu tidak untuk di bela, tapii di lawan.
Namun dasar setan punya lebih banyak andil disini, aku belum terlalu memikirkan nasehatnya.
Lalu ada lagi mahasiswa lanjutan D3 di mata kuliah Mekanika Tanah dan Ilmu Ukur Tanah. Aku biasa memanggilnya Pak Aktris, atau agar lebih singkat teman-temanku memanggilnya Pak Tris.
Si Bapak ini lebih cerewet dari Mas Zait, dia selalu tanya ini itu kepada dosen, sehingga yang ada di benakku saat sedang kuliah bareng adalah betapa sudah berpengalamannya si bapak ini.
Kemaren aku masuk kelas Ilmu Ukur Tanah lebih dulu dan Pak aktris sudah menunggu di kelas. Aku coba tanya ini itu pada beliau dan ternyata beliau sudah bergelar S1 Teknik Mesin, dan S2 Ekonomi di Universitas Indonesia. D3 Teknik Sipil beliau pun beliau rampungkan di UI. Lalu aku bertanya kenapa S1nya dilanjut disini, bukan di UI. Beliau menjawab kalo anaknya kuliah di UI, jadi beliau mengalah untuk merampungkan gelar S1 Teknik sipilnya disini.
Selain cerita tentang dirinya beliau juga menyampaikan nasehatnya " Semalas-malasnya kamu jangan pernah tinggalkan kuliahmu. Aku tau ini berat pastinya. Tapi itu yang akan menjadi nilaimu di masyarakat"
Setelah nasehat itu obrolan dilanjut ngalor-ngidul sambil menunggu pak dosen yang tak kunjung datang. Obrolan berakhir saat dose datang. Namun pikiranku malah lari entah kemana memikirkan nasehat Pak Aktris tadi. Luar biasa sungguh beliau ini. Umurnya sudah tidak muda lagi, namun beliau masih semangat menuntut ilmu. Bahkan beliau bercerita kalau beliau manantang anaknya untuk lulus kuliah lebih dulu daripada beliau. Ini sungguh motivasi dari orang tua yang luar biasa.
Gelarnya yang bertumpuk tak pernah memutuskan semangatnya untuk selalu menuntut ilmu. Luar biasa Pak Aktris.
Baru kemaren kisah inspiratif pakmaktris, hari ini aku bertemu dengan seorang mahasiswa juga. Dia tidak mengikuti mata kuliahku, namun aku pernah bertemu dia sebelumnya. Dia kenal dengan Pak Aktris dan Mas Zait juga. Hari ini aku bertemu dia karena dia ada perlu dengan Pak Aktris. Lalu dia nanya kalo ujian susulan syaratnya apa aja. Aku jawab saja pake keterangan kantor. " kalo mau sakit juga pake surat ijin dokter biasa kok pak" kataku. Lalu Pak Aktris ngomong " Kalo dia sampe sakit mah diketawain dosen-dosennya lif ". Aku langsung mikir seketika. Ternyata si bapak yang penampilannya cool dan rapih itu adalah dokter. Aku sempat bertanya - tanya, kalo udah Dokter ngapain ngambil Teknik Sipil????.
Lalu sekarang aku sadar, ilmu itu tiada batasnya. entah itu tempat, waktu, profesi, dan lain sebagainya. Yang terpenting adalah niatan kita. Apakah kita benar-benar niat menuntut ilmu atau sekedar main-main saja.
Terima kasih Allah telah mempertemukan aku dengan orang-orang yang luar biasa. Ridhoi aku untuk menjadi seperti mereka yang tak pernah lelah mencari ilmu. Amiin
Bumi srengseng Indah, Jakarta Selatan
6 Januari 2013
Senin, 31 Desember 2012
Apa yang Baru??
Langit malam Jakarta begitu mempesona dengan ribuan kembang api yang tiada habisnya sejak petang menyapa. Dan menjadi bak lautan kembang api ketika telah mencapai puncaknya, yaitu pukul 00:00 yang menjadi pertanda berakhirnya tahun 2012 dan digantikan 2013.
Entah sedang merayakan apa mereka sebenarnya. Merayakan tahun baru katanya.Dengan kemeriahan yang begitu mewah. Untuk apa seharusnya semua ini?. Bukankah hanya menghabiskan waktu, biaya, dan tenagasaja?.
Dulu waktu aku masih remaja, aku memang ingin merasakan bertahun baru. Yang aku maksudkan adalah merayakan tahun baru seperti apa yang akulihat semalam. Yang aku tahu dulu teman-teman ku akan berkumpul, nonton konser, bakar-bakar ikan, dan masih banyak yang akan mereka lakukan. Ya, karena dulu aku sering merasa terasing sehingga aku juga ingin mengikuti kegiatan semacam itu agar keberadaanku diakui. Tapi orang tuaku tak pernah mengijinkan, bahka memberi celahpun tidak. Aku merasa aku telah menjadi orang yang paling tertinggal dalam hal ini diantara teman-temanku. Dan yang lebih parahnya aku sering menganggap orang tuaku masih berpikiran kolot.
Kedua orang tuaku tak pernah mengjari anak- anaknya untuk merayakan sesuatu yang mereka anggap kurang penting, seperti acara tahun baru ini, acara ulang tahun, bahkan ketika kami mendapatkan rangking atau menjuarai lomba. Tak ada perayaan sekalipun atau sekedar memberi hadiah.
Mereka selalu berkata bahwa perayaan seperti itu tidaklah penting. Yang penting adalah bagaimana kita memaknai pergantihan tahun atau pergantian usia itu sendiri. Untuk apa kita merayakan jika nantinya kita tidak membuat perubahan.Lebih baik kita merenungi diri. Melihat kembali apa yang telah kita lakukan selama setahun yang telah berlalu. Bermanfaat atau tidak yang sudah kita lakukan, apakah kita sudah mempu menaiki tangga kehidupan kita, atau hanya jalan ditempat. Apakah target kita tercapai atau tidak. Dan menentukan target target yang akan kita lakukan di tahun depan.
Sekarang pikiran tentang orang tuaku yang kolot udah aku buang jauh-jauh karena sesungguhnya bukan begitu. Mereka hanya ingin melindungi aku. Ya melindungi anaknya, seperti yang sering pepatah katakan "Orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, mereka tak akan menjerumuskan anaknya sendiri".
Dulu aku masih sekolah dan masih labil, sehingga pergaulanku menjadi tanggungjawab mereka. sekarang setelah mereka memberi kebebasan penuh padaku aku baru sadar bahwa yang mereka lakukan dulu sangat bermanfaat sekarang. Kepercayaan mereka bahwa aku bisa menjaga diriku sendiri.
Sekarang tak pernah lagi mereka membatasi pergaulanku. Mau pergi kemana aku, dengan siapa dan kapan. Mereka hanya menyampaikan beberapa nasehat saat kami berada di sambungan.. Semua kepercayaan itu telah mereka limpahkan semuanya padaku. Namun saat kebebasan itu telah aku pegang sendiri, semuanya terasa semu. Tak ada lagi euforia yang ingin aku dapatkan seperti dulu. Suanya seakan telah aku dapatkan.
Dan di malam tahun baru ini aku tetap ada disini, di balkon kamar sambil merenungi peristiwa demi peristiwa di tahun 2012. Dan semoga mejadi lebih baik ditahun berikutnya. Lebih banyak tangga yang bisa aku langkakhan.
Jakarta, 1 January 2013
Rabu, 26 Desember 2012
Untuk yang ada di sana
Dipenghujung tahun ini aku ingin menggoreskan sedikit tinta untukmu
Untukmu seseorang yang dulu pernah membuat hari - hariku penuh senyum
Dipenghujung tahun ini aku ingin mengucapkan terimakasih untukmu
Untukmu seseorang yang pernah membuat duniaku penuh warna
Hai seseorang yang disana, terima kasih telah membuat hari - hariku lebih berarti,
terimakasih telah membantukumewarnai kanvas hidupku
walaupun semuanya tak akan berjalan sesuai inginku saja.
terima kasih
Untukmu seseorang yang dulu pernah membuat hari - hariku penuh senyum
Dipenghujung tahun ini aku ingin mengucapkan terimakasih untukmu
Untukmu seseorang yang pernah membuat duniaku penuh warna
Hai seseorang yang disana, terima kasih telah membuat hari - hariku lebih berarti,
terimakasih telah membantukumewarnai kanvas hidupku
walaupun semuanya tak akan berjalan sesuai inginku saja.
terima kasih
Sabtu, 17 November 2012
Antara kau dan dia
Dari judulnya aja udah kelihatan kalau inti dari tulisan ini pasti galau.
Ah galau, kenapa harus kata itu lagi sih yang terfikir. Mungkin aku akan lebih senang jika menyebutnya dengan bimbang. Iya bimbang memilih antara satu pilihan dengan pilihan yang lain yang sama2 penting.
Sebenarnya bukan sama-sama penting juga, karena salah satu pilihan memang tak sepenting pilihan yang lain. Tapi hati ini justru masih condong untuk memilih pilihan yang cenderung kurang lebih penting itu. Sebenarnya beberapa hari yang lalu hati ini sudah mantap, namun kesini-kesini hati ini goyah juga.
Ah dinginnya malam ini di tambah dengan suara rintik hujan menambah kebimbangan hati ini. kenapa jadi seperti ini ya??
Aku harus mengambil resiko, iya itu sudah pasti, tapi mana yang harus aku pilih???
Bantu aku please, anybody. ya Allah semoga besok sudah tau jawabannya.
Ah galau, kenapa harus kata itu lagi sih yang terfikir. Mungkin aku akan lebih senang jika menyebutnya dengan bimbang. Iya bimbang memilih antara satu pilihan dengan pilihan yang lain yang sama2 penting.
Sebenarnya bukan sama-sama penting juga, karena salah satu pilihan memang tak sepenting pilihan yang lain. Tapi hati ini justru masih condong untuk memilih pilihan yang cenderung kurang lebih penting itu. Sebenarnya beberapa hari yang lalu hati ini sudah mantap, namun kesini-kesini hati ini goyah juga.
Ah dinginnya malam ini di tambah dengan suara rintik hujan menambah kebimbangan hati ini. kenapa jadi seperti ini ya??
Aku harus mengambil resiko, iya itu sudah pasti, tapi mana yang harus aku pilih???
Bantu aku please, anybody. ya Allah semoga besok sudah tau jawabannya.
Langganan:
Postingan (Atom)