Senin, 04 Maret 2013

Pada Maret

Hai Maret
Rupanya kau sudah datang,,,
Rasanya baru kemaren aku melepasmu
Dan sekarang kau telah datang lagi,,

Maret
Kau selalu berbeda
Berbeda dengan kesebelas saudaramu
Karena kau istimewa, terlampau istimewa
Setidaknya untukku

20 tahun yang lalu
dihari ketiga kau datang
Terlahirlah anak manusia yang akan selalu menanti kedatanganmu
Kini ia telah beranjak dewasa

Maret
Tidakkah terlalu cepat kau datang tahun ini?
Sudah tak sabarkah menunggu giliran?
Ataukah aku yang mencoba menghindar?

19 kali Maret telah berlalu,
19 kali maret yang selalu dinanti
Kenapakah Maret ke-20 terasa berbeda?
Adakah kau berubah?
Ataukah aku yang tak peka?

Maret
Bawalah aku dalam perjalanan 20 yang berarti
Jangan  biarkan penyesalan pada maret yg akan datang


Jakarta, 4-3-2013
AMs

Selasa, 19 Februari 2013

Materi Agama

Untuk bisa download materi agama klik di sini

Sabtu, 05 Januari 2013

Orang - Orang Luar Biasa

Seperti kegiatan yang saya lakukan setiap hari sabtu dan minggu sejak semester 1 tahun lalu, semuanya berjalan monoton. Namun ada yang berbeda di semester 2 ini. Yaitu peserta kuliahnya tidak hanya teman-teman ku yang udah bareng sejak semester 1 dulu, namun bertambah untuk beberapa mata kuliah tertentu. Awal memasuki semester 2 aku kurang tertarik dengan peserta kuliah lain yang notabennya adalah mahasiswa dari semester di atasku.
Namun stelah berjalannya waktu aku mulai sadar bahwa aku perlu berbagi ilmu dengan mereka. Bukan aku yang membagi ilmu, lebih tepatnya aku meminta ilmu pada mereka.

 Aku bertemu dengan mahasiswa semester 8 yang mengikuti mata kuliah Mekanika Rekayasa 2. Orangnya hangat dan dia juga ga pelit ilmu ternyata. Dulu aku sering tidak mau peduli karena aku cewek sendiri di kelas, jadi aku terkesan diam. Lalu aku memutuskan untuk terbuka seperti yang lain, aku mulai ngobrol dan tanya ini itu kepadanya. Ternyata orangnya enak diajak ngomong. Dewasa pastinya karena ia sudah beristri dan punya anak.
Pernah suatu ketika aku benar-benar sedang dihinggapi penyakit malas ikut mata kuliah Mekanika Rekayasa 2 ini karena aku rasa sulit dimengerti dikarenakan dosennya agak kurang jelas kalo nerangin materi. Lalu aku bertemu Mas Zait begitu biasanya dia dipanggil. Dia menasehatiku ke kiri ke kanan bahwa malas itu tidak untuk di bela, tapii di lawan.

Namun dasar setan punya lebih banyak andil disini, aku belum terlalu memikirkan nasehatnya.

Lalu ada lagi mahasiswa lanjutan D3 di mata kuliah Mekanika Tanah dan Ilmu Ukur Tanah. Aku biasa memanggilnya Pak Aktris, atau agar lebih singkat teman-temanku memanggilnya Pak Tris.
Si Bapak ini lebih cerewet dari Mas Zait, dia selalu tanya ini itu kepada dosen, sehingga yang ada di benakku saat sedang kuliah bareng adalah betapa sudah berpengalamannya si bapak ini.
Kemaren aku masuk kelas Ilmu Ukur Tanah lebih dulu dan Pak aktris sudah menunggu di kelas. Aku coba tanya ini itu pada beliau dan ternyata beliau sudah bergelar S1 Teknik Mesin, dan S2 Ekonomi di Universitas Indonesia. D3 Teknik Sipil beliau pun beliau rampungkan di UI.  Lalu aku bertanya kenapa S1nya dilanjut disini, bukan di UI. Beliau menjawab kalo anaknya kuliah di UI, jadi beliau mengalah untuk merampungkan gelar S1 Teknik sipilnya disini.
Selain cerita tentang dirinya beliau juga menyampaikan nasehatnya " Semalas-malasnya kamu jangan pernah tinggalkan kuliahmu. Aku tau ini berat pastinya. Tapi itu yang akan menjadi nilaimu di masyarakat"
Setelah nasehat itu obrolan dilanjut ngalor-ngidul sambil menunggu pak dosen yang tak kunjung datang. Obrolan berakhir saat dose datang. Namun pikiranku malah lari entah kemana memikirkan nasehat Pak Aktris tadi. Luar biasa sungguh beliau ini. Umurnya sudah tidak muda lagi, namun beliau masih semangat menuntut ilmu. Bahkan beliau bercerita kalau beliau manantang anaknya untuk lulus kuliah lebih dulu daripada beliau. Ini sungguh motivasi dari orang tua yang luar biasa.
Gelarnya yang bertumpuk tak pernah memutuskan semangatnya untuk selalu menuntut ilmu. Luar biasa Pak Aktris.

Baru kemaren kisah inspiratif pakmaktris, hari ini aku bertemu dengan seorang mahasiswa juga. Dia tidak mengikuti mata kuliahku, namun aku pernah bertemu dia sebelumnya. Dia kenal dengan Pak Aktris dan Mas Zait juga. Hari ini aku bertemu dia karena dia ada perlu dengan Pak Aktris. Lalu dia nanya kalo ujian susulan syaratnya apa aja. Aku jawab saja pake keterangan kantor. " kalo mau sakit juga pake surat ijin dokter biasa kok pak" kataku. Lalu Pak Aktris ngomong " Kalo dia sampe sakit mah diketawain dosen-dosennya lif ". Aku langsung mikir seketika. Ternyata si bapak yang penampilannya cool dan rapih itu adalah dokter. Aku sempat bertanya - tanya, kalo udah Dokter ngapain ngambil Teknik Sipil????.
Lalu sekarang aku sadar, ilmu itu tiada batasnya. entah itu tempat, waktu, profesi, dan lain sebagainya. Yang terpenting adalah niatan kita. Apakah kita benar-benar niat menuntut ilmu atau sekedar main-main saja.

Terima kasih Allah telah mempertemukan aku dengan orang-orang yang luar biasa. Ridhoi aku untuk menjadi seperti mereka yang tak pernah lelah mencari ilmu. Amiin

Bumi srengseng Indah, Jakarta Selatan
6 Januari 2013